SEMARANG (Jatengdaily, com) — Tim peneliti Universitas Semarang (USM) melakukan expose dan diskusi teknis bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang terkait riset inovasi pengurangan emisi asap hitam pada armada Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang, pada Jumat (28/11).
Tim Peneliti USM terdiri atas Ketua, Prof. Dr. Ir. Mudjiastuti Handajani, M.T, anggota Dr. Supari, S.T., M.T., Satria Pinandita, S.T., M.Eng, Albasori, S.Pd., M.M., dan Alip Raharjo, S.Pd.
Prof Mudjiastuti mengatakan, kegiatan tersebut menjadi bagian dari upaya kolaboratif pemerintah daerah, akademisi, dan sekolah kejuruan untuk mengatasi persoalan ”cumi-cumi darat”, yakni munculnya asap hitam pekat dari sejumlah unit bus diesel.
Riset tersebut didanai oleh Universitas Semarang (USM) dan dilaksanakan melalui kolaborasi lintas institusi, termasuk SMK Negeri 7 (STM Pembangunan) Semarang yang diwakili oleh Guru Teknik Mekanik Otomotif, Alip Raharjo, S.Pd., serta SMK Negeri 9 Semarang yang melibatkan Kepala Sekolah, Albasori, S.Pd., M.M.
Keterlibatan sekolah kejuruan ini memperkuat aspek implementatif dan teknis, terutama dalam pengembangan purwarupa dan analisis performa perangkat.
Dia menjelaskan, hasil riset berjudul ”Reduksi Emisi Gas Buang Kendaraan Diesel melalui Kontrol Pemanasan Awal (Pre-Heater) pada Bus BRT Kota Semarang”.
”Riset ini menawarkan solusi berupa teknologi pre-heater yang berfungsi menurunkan viskositas bahan bakar diesel sehingga pembakaran lebih sempurna dan menghasilkan emisi yang lebih bersih,” katanya.
Menurutnya, inovasi pre-heater, perangkat pemanas solar yang menurunkan viskositas bahan bakar sebelum masuk ke ruang bakar.
Teknologi itu terbukti mampu menurunkan intensitas asap hitam sebesar 9–16 persen pada berbagai variasi suhu berdasarkan hasil uji laboratorium.
”Pemanasan solar hingga kisaran 45–50°C meningkatkan kualitas atomisasi dan menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna, sehingga mampu mengurangi emisi secara signifikan,” jelas Prof. Mudji.
Pada akhir diskusi, USM dan Dishub Kota Semarang menyepakati perlunya uji teknis langsung pada armada operasional. Uji coba akan dilaksanakan melalui koordinasi antara tim teknis USM, Dishub, operator bus, serta dukungan praktis dari SMKN 7 dan SMKN 9 Semarang.
Pengujian akan mencatat intensitas kepekatan asap sebelum dan sesudah pemasangan pre-heater dengan standar operasional harian BRT, yaitu jarak tempuh 240 km per hari (4 rit, 8 trip).
Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Semarang, Mulyadi, S.H berharap, inovasi tersebut dapat menjadi solusi efektif yang aplikatif.
”Kami berharap penelitian ini memberikan hasil nyata di lapangan dan dapat membantu Trans Semarang mengurangi emisi sekaligus meningkatkan kualitas layanan,” ungkap Mulyadi.
Menurutnya, riset itu tidak hanya berpotensi menekan emisi asap hitam, tetapi juga mendukung konsep green transport dan visi Kota Semarang sebagai kota yang ramah lingkungan.
Teknologi ini juga dinilai lebih ekonomis dibandingkan penggantian armada baru secara masif.
Saat ini, tim peneliti USM tengah menyiapkan purwarupa lanjutan dan memperkuat kolaborasi dengan mitra sekolah kejuruan untuk penyempurnaan desain. Riset diproyeksikan rampung dalam 3–6 bulan dengan keluaran berupa laporan penelitian, publikasi ilmiah, dan prototipe perangkat siap pakai.
Inovasi pre-heater juga sedang dalam proses pendaftaran paten sederhana dengan nomor pendaftaran S00202510616.
”Kolaborasi antara USM, Dishub Kota Semarang, serta SMKN 7 dan SMKN 9 ini menjadi langkah penting dalam memperbaiki kualitas udara dan meningkatkan citra transportasi publik Kota Semarang,” tandasnya. St
0



