PROBOLINGGO (darkorchid-curlew-947014.hostingersite.com) – Deru ombak Pantai Bahak, Curahdringu, Tongas, Probolinggo, Jawa Timur, menjadi saksi tumbuhnya harapan baru. Ribuan bibit bakau ditanam serentak dalam rangkaian Festival Mangrove ke-7, Selasa (19/8/2025).
Sebanyak 17.845 bibit mangrove hasil budi daya petani lokal ditanam oleh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur, sebagai bagian dari upaya menjaga benteng alami pesisir dari abrasi sekaligus memperkuat ekosistem laut.
Festival tahunan ini tidak hanya menjadi ajang simbolik, tetapi juga meneguhkan kepemimpinan Jawa Timur sebagai provinsi dengan kawasan mangrove terluas di Pulau Jawa.
Berdasarkan Peta Mangrove Nasional 2024, luasnya mencapai 30.839 hektare, atau hampir setengah dari total mangrove di Jawa. Bahkan dalam empat tahun terakhir, luasan itu bertambah lebih dari 3.600 hektare—sebuah pencapaian yang menunjukkan kerja kolektif seluruh elemen masyarakat.
Hadir dalam kegiatan tersebut Deputi Bidang Tata Lingkungan dan Sumber Daya Alam Kementerian Lingkungan Hidup, Sigit Reliantoro; Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa; Bupati Probolinggo, Mohammad Haris; Direktur Utama SIG, Indrieffouny Indra; serta jajaran kepala daerah dan Forkopimda se-Jawa Timur.
Sigit mengapresiasi penyelenggaraan Festival Mangrove yang mampu menggerakkan banyak pihak.
“Kami berharap Ibu Gubernur bisa menjadi pelopor penyusunan rencana perlindungan ekosistem mangrove tingkat provinsi. Pengalaman Jawa Timur bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain. Terima kasih atas kepeloporan yang sudah ditunjukkan,” ucapnya.
Gubernur Khofifah menegaskan bahwa keberhasilan pemulihan mangrove di Jawa Timur bukanlah kerja satu pihak, melainkan hasil kolaborasi.
“Ekosistem mangrove terbangun karena keterlibatan masyarakat, akademisi, pegiat lingkungan, hingga pemerintah daerah. Dukungan SIG memberi dorongan besar. Melalui Festival ini kita ingin menegaskan bahwa hidup harus memberi manfaat, tidak hanya bagi sesama, tetapi juga bagi lingkungan,” tuturnya.
Tak hanya menanam mangrove, kegiatan juga diramaikan dengan pelepasan burung ibis kepala hitam, burung pecuk padi hitam, hingga ratusan benih kepiting—mewujudkan harmoni darat dan laut dalam satu ekosistem yang saling menguatkan.
Bagi SIG, keikutsertaan dalam Festival Mangrove ke-7 merupakan bagian dari komitmen menjalankan prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG).
“Sebagai BUMN, sudah menjadi kewajiban kami menjaga kelestarian lingkungan. Kami sangat berbahagia bisa menanam 17.845 bibit mangrove bersama masyarakat. Semoga langkah kecil ini memberi manfaat ekonomi sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem,” kata Direktur Utama SIG, Indrieffouny Indra.
Festival ini semakin hidup dengan kegiatan edukasi, fashion show batik mangrove, pameran produk olahan mangrove, pengobatan gratis, hingga penganugerahan penghargaan bagi insan peduli lingkungan.
Di balik setiap bibit mangrove yang tertanam, ada doa agar laut tetap bersahabat, pesisir tetap lestari, dan masyarakat pesisir bisa terus menggantungkan harapannya pada alam yang terjaga. St
0



